3 Varian Seri “Fate” Terbaik Yang Gak Boleh Kamu Lewatkan
Fate/Stay Night, sempat tidak pernah terdengar setelah membuat sensasi tersendiri di awal tahun 2000-an setelah visual novel-nya sukses besar dan anime-nya tayang, namun tenggelam karena muncul di era dimana eksposur internet belum jamannya. Seri ini berhasil bangkit lagi setelah anime prekuelnya tayang setelah sekian lama-nya “tertidur”, Fate/Zero. Tentu tidak lupa menyebut usaha sang waifusejuta umat/servant-sentai Saber untuk tetap menjaga seri ini tetap hidup dengan berbagai merchandise. Sejak saat itu, Fate/ memunculkan banyak varian/spin-off dalam kurun waktu ini.
Pertanyaannya, dari sekian banyak seri, mana, yang kita, para fans Fate atau Type-Moon baru (Mungkin gara-gara Fate/Grand Order atau UBW) harus baca/tonton/mainkan terlebih dahulu? Karena kami tahu (dan harap) kamu punya kehidupan sendiri untuk dijalani dan tak punya waktu banyak untuk menjelajah semua seri Fate yang bejibun banyaknya itu, JOI akan coba bantu dengan mengulas 3 seriFate terbaik yang sejatinya tidak boleh kamu lewatkan.
3. Fate/Stay Night (Game/Anime)
Awal semua bermula. Sudah pastinya, kalau kamu punya waktu, tiap penggemar Fate haruslah setidaknya memainkan game yang jadi titik awal media kolektif dan pabrik waifu/husbando/bro ini. Dirilis pada tahun 2004 sebagai game komersial pertama circle doujin TYPE-MOON yang akhirnya menjadi korporasi sungguhan, Stay Night dengan cepat merambah popularitas dan diadaptasi menjadianime pada tahun 2006 oleh Studio DEEN (yang kebetulan menjadi anime remaja pertama yang saya tonton selain anime yang tayang di Indos*ar). Anime pertama ini mengulas rute pertama dari game-nya, rute Fate dengan Saber sebagai heroine utamanya.
Selanjutnya seperti yang kamu tahu, game-nya dirilis ulang untuk PS2 dan PSVita dengan nama Realta Nua, di mana versi Vitanya mendapat tambahan animasi dari ufotable, sohib TYPE-MOON setelah Kara no Kyoukai dan suara karakter dari seiyuu anime-nya sebelum akhirnya melanjutkan ledakan Zerodengan adaptasi anime rute UBW, versi layar lebar oleh DEEN dan seri TV dari ufotable. Rute terakhir,Heaven’s Feel juga sudah dikonfirmasi jadi anime layar lebar oleh ufotable. Tinggal tunggu tanggal mainnya.
+ Titik awal, dan juga eksistensi yang membuat kita sadar akan adanya seri “Fate/Stay Night”
+ Seri dimana banyak khalayak mendapat pencerahan bahwa Saber adalah waifu mereka
+ Lagunya salah satu yang paling memorable. Cari “La Sola” di Youtube. (DEEN 2006)
– People Die When They Are Killed
– Kualitas animasi dibawah standar (DEEN 2006)
+ Seri dimana banyak khalayak mendapat pencerahan bahwa Saber adalah waifu mereka
+ Lagunya salah satu yang paling memorable. Cari “La Sola” di Youtube. (DEEN 2006)
– People Die When They Are Killed
– Kualitas animasi dibawah standar (DEEN 2006)
2. Fate/Kaleid Liner Prism Illya (Anime/Manga)
Materialisasi kebahagiaan dari derita seorang sub-heroine yang tak henti-hentinya jadi korban kekejaman cerita Fate, kesadisan karakternya dan nasib sial, serta pelampiasan dari para fans yang tak terima gadis selugu ini sekedar jadi mayat hiasan penampung lumpur terkutuk. Prism Illya adalah spin-off yang sebenarnya mungkin ditujukan untuk memberi warna cerah dan angin segar pada seri Fateyang dipenuhi atmosfer gelap dan cerita edgy dengan memfokuskan diri pada loli ceria yang menjadimahou shoujo berkat kombinasi kegilaan tongkat sihir sinting dan mahou shoujo ketuaan. Tapi kalau kamu kira Prism Illya hanya sekedar fuwa-fuwa story buat lolicon penggemar Illya, kamu salah. (Gak sepenuhnya sih)
Dimulai dengan ceria dan happy go lucky, perkembangan dan eksekusi cerita Prism Illya adalah salah satu yang paling baik dari seluruh Fate. Battle dan desain yang keren di manga, ditampilkan dengan lebih keren lagi di anime-nya. Bahkan di beberapa titik saya bisa bilang, animasi Prism Illya tidak kalah bagus dan keren dibanding Fate ufotable. Belum lagi desain para loli seksi yang memakai berbagai armor servant tertentu.
+ Dari semua seri Fate, musik Prism Illya itu paling bagus
+ Makin kesini perkembangan ceritanya jadi makin “Fate“, dalam artian yang bagus
+ Best Lawak. Di tengah seri utama Fate yang gersang dan serius.
+ Turned me into a lolicon
– Turned me into a lolicon
– Lewdness (kadang) over 9000
+ Makin kesini perkembangan ceritanya jadi makin “Fate“, dalam artian yang bagus
+ Best Lawak. Di tengah seri utama Fate yang gersang dan serius.
+ Turned me into a lolicon
– Turned me into a lolicon
– Lewdness (kadang) over 9000
1. Fate/Zero (Anime/Manga/Novel)
Seri terbaik, yang juga berhasil membangunkan keseluruhan Fate dari mati surinya. Ada berbagai alasan kenapa kami bisa bilang bahwa Fate/Zero adalah derivasi terbaik seri Fate. Yang pertama pastinya adalah ceritanya. Meskipun kerangkanya tetap ditulis oleh Nasu Kinoko, sang penulis utama novelnya yang jadi sumbernya adalah sang tukang jagal, Gen Urobuchi. Urobuchi berhasil membawa Zero menuju “dark/edgy/gritty” yang jadi ciri khas Type-Moon ke level yang lebih jauh lagi. Berbagai tema dewasa seperti pengorbanan, idealisme vs realisme, pengkhianatan dan lainnya yang sangat kontras denganStay Night yang pastinya ditujukan untuk remaja menjadikan Zero sebagai seri yang berhasil menarik perhatian banyak penggemar, lama maupun baru.
Di seri ini pula khalayak mainstream tercerahkan oleh sebuah nama yang akhirnya menjadi momok besar jagat animanga hingga sekarang, Urobutcher. Kamu tidak perlu tahu Stay Night untuk bisa menikmati Zero, namun kalau kamu sudah main/nonton Stay Night sebelumnya, Zero bagaikan sebuahcup besar es krim kesukaanmu dengan krim dan banyak toping serta coklat pahit-manis di dalamnya. Gak ada lawan!
+ Karakter-karakternya paling seimbang dalam peranan & kekuatan
+ Perkembangan karakternya terasa lebih baik dari seri Fate lainnya, contohnya Waver
+ Killing Fest ala Butcher
– Musiknya kurang wah padahal Kajiura Yuuki
– Kualitas produksi dan animasinya turun drastis di akhir-akhir
+ Perkembangan karakternya terasa lebih baik dari seri Fate lainnya, contohnya Waver
+ Killing Fest ala Butcher
– Musiknya kurang wah padahal Kajiura Yuuki
– Kualitas produksi dan animasinya turun drastis di akhir-akhir
Itulah 3 seri terbaik versi JOI. Bukan nyombong, tapi saya pribadi merasa bersyukur bahwa Fate/Stay Night adalah seri yang menjadi gerbang saya memasuki dunia anime dan manga. Dan untungnya di masa itu merchandise animanga belum banyak/sulit diakses sehingga saya tidak perlu kalap meminta duid orang tua untuk belanja figure Saber. Dan sebenarnya kita harus bahas satu seri lagi, yang sayang tidak bisa saya masukan ke nominasi karena tidak murni Fate, tapi mari kita bahas.
Honorable Mention: Carnival Phantasm (Anime)
Adaptasi dari seri parodi salah satu staf inti Type-Moon, “Take-Moon” karangan Takenashi Eri dan doujin lain seperti Koha-Ace. Tidak tahu Type-Moon atau komite produksinya kesambit apa sehingga memutuskan untuk mengadaptasi kisah gila ini. Tapi Carnival Phantasm terbukti sukses dan dapat dinikmati oleh para fans Type-Moon, terutama karena minimnya adaptasi selain Fate yang muncul.
+ Oasis di tengah gersangnya komedi di jagat Fate
+ Fanservice Galore bagi fans Type-Moon (tidak cuma Fate)
+ (Mungkin) Gerbang bagi para fans Fate ke seri Type-Moon lain seperti Tsukihime
+ Parodi impian selagi menunggu Fate/Hollow Ataraxia
– Bukan bagi mereka yang buta Type-Moon atau “sekedar tahu” Fate
– Tidak memasukkan karakter-karakter dari Kara no Kyoukai
+ Fanservice Galore bagi fans Type-Moon (tidak cuma Fate)
+ (Mungkin) Gerbang bagi para fans Fate ke seri Type-Moon lain seperti Tsukihime
+ Parodi impian selagi menunggu Fate/Hollow Ataraxia
– Bukan bagi mereka yang buta Type-Moon atau “sekedar tahu” Fate
– Tidak memasukkan karakter-karakter dari Kara no Kyoukai
Selain seri diatas, sebenarnya mungkin masih ada beberapa seri lain yang patut dibahas.Fate/Prototype, coret-coretan Nasu semasa membuat Fate sebagai seri Otome buat pemain wanita yang penuh cowok ganteng? Fate/strange fake dimana si Raja Pirang belagu favorit semua orang dikupas, Gilgamesh dan “sahabat”nya, Enkidu? Dan mungkin bandar judi waifu, Fate/Grand Order? Tapi kalau begitu gak bakal selesai. Masih ada seri Fate yang kamu lewatkan?
0 komentar: